Komponen Utama Pembentuk Daya Saing Bisnis Kuliner (Studi pada Produk Nasi Goreng Kota Bandung)
Main Article Content
Bisnis usaha kuliner di Indonesia semakin diminati seiring berjalannya waktu, dengan masyarakat yang semakin gemar mencari berbagai macam menu makanan, baik itu makanan tradisional, nasional, maupun internasional. Di situasi yang sangat ketat ini dalam melakukan persaingan, industri bisnis harus melihat beberapa faktor dalam bisnisnya seperti harga, kualitas, tempat, rasa dimana hal tersebut bisa menjadi pengaruh akan daya saing yang diterima oleh pelaku industri. Adanya makna tersebut dikarenakan kekuatan daya saing yang meningkat strategi yang digunakan untuk mampu beradaptasi dalam kondisi tersebut dengan menggunakan strategi Marketing mix 4p dan kualitas pelayanan TERRA pun perlu diterapkan agar konsumen bisa menilai dari segi produk maupun dari sistem pelayanan nya. Kualitas layanan yang diberikan harus dimulai dengan kebutuhan pelanggannya dan nantinya berakhir pada persepsi pelanggan itu. Indikator layanan diantaranya: Tangible (Layanan bukti fisik), Emphaty (Empati), Reliability (Kehandalan), Responsiveness (Tanggapan), Assurance (Jaminan). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan verifikatif dengan pendekatan kuantitatif, dengan menggunakan metode penelitian ini akan diketahui hubungan yang signifikan antara variabel yang diteliti sehingga kesimpulan yang akan memperjelas gambaran mengenai objek yang diteliti. Populasi yang digunakan yaitu para penjual produk nasi goreng di Kota Bandung yang terdaftar pada google maps. Dalam penelitian ini yang digunakan untuk pengambilan sampel adalah angka ganjil yaitu 150 penjual nasi goreng yang berasal dari 30 kecamatan Kota Bandung yang diambil dari anggota populasi/jumlah total penjual produk nasi goreng di Kota Bandung yang terdaftar di Google Maps. Penelitian ini menggunakan analisa faktor dalam pengolahan data dikarenakan analisis faktor merupakan kajian saling ketergantungan antara variabel-variabel dengan tujuan untuk saling menemukan himpunan variabel-variabel baru, yang lebih sedikit jumlahnya daripada variabel semula, dan yang menunjukkan yang mana di antara variabel-variabel semula tersebut yang merupakan faktor-faktor persekutuan.